|
 |
|
Pogram |
|
|
|
|
|
 |
|
Pengindraan Jauh 2 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Anda telah mempelajari cara pembuatan peta, baik dengan cara sederhana maupun secara khusus (peta tematik) pada kegiatan belajar 1, 2 dan 4 untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mendatangi obyek atau dari informasi yang sudah ada berupa data statistik maupun kuantitatif. Maka dengan mempelajari materi berikut Anda akan mengetahui dan memahami bahwa untuk mendapatkan informasi bisa menggunakan cara pengamatan dari jarak jauh tanpa kontak langsung dengan obyeknya. Karena sejak manusia mulai punya waktu untuk mengamati ruang muka bumi tempatnya tinggal dan melakukan segala aktivitas kehidupan, sejak itu pula informasi tentang ruang muka bumi itu menjadi penting dalam kehidupan manusia.
Teknik pertama sering disebut sebagai pengukuran atau pengamatan teritris, sedangkan cara yang kedua disebut sebagai teknik penginderaan jarak jauh atau disingkat sebagai inderaja.
A. |
PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH |
|
Beberapa ahli berpendapat bahwa inderaja merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh data di permukaan bumi, jadi inderaja sekedar suatu teknik. Dalam perkembangannya ternyata inderaja seringkali berfungsi sebagai suatu ilmu seperti yang dikemukakan oleh Everett Dan Simonett (1976): Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu, karena terdapat suatu sistimatika tertentu untuk dapat menganalisis informasi dari permukaan bumi, ilmu ini harus dikoordinasi dengan beberapa pakar ilmu lain seperti ilmu geologi, tanah, perkotaan dan lain sebagainya.
Pendapat lain mengenai Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji. (Lillesand & Kiefer, 1994)
Penginderaan jauh dalam bahasa Inggris terjemahannya remote sensing, sedangkan di Perancis lebih dikenal dengan istilah teledetection, di Jerman disebut farnerkundung distantsionaya (Rusia), dan perception remota (Spanyol).
Meskipun masih tergolong pengetahuan yang baru, pemakaian penginderaan jauh cukup pesat. Pemakaian penginderaan jauh itu antara lain untuk memperoleh informasi yang tepat dari seluruh Indonesia yang luas. Informasi itu dipakai untuk berbagai keperluan, seperti mendeteksi sumber daya alam, daerah banjir, kebakaran hutan, dan sebaran ikan di laut. (lihat gambar 3.1)

1. |
Citra
Dalam penginderaan jauh di dapat masukkan data atau hasil observasi yang disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambatan yang tampak dari suatu obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau rekaman suatu alat pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil kita buat itu merupakan citra bunga tersebut.
Gambar 3.2.

Hasil foto secara horizontal tampak sangat berbeda (lihat gambar 3.2) dibandingkan dengan hasil pemotretan dari atas atau udara. Lihat gambar 3.3.

3.3. Perubahan dari foto udara (a) menjadi sebuah peta

(b) dengan skala yang tetap.
Menurut Hornby (1974) Citra adalah gambaran yang terekam oleh kamera atau alat sensor lain. Sedangkan menurut Simonett, dkk (1983) Citra adalah gambar rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang didapat dengan cara optik, electrooptik, optik-mekanik, atau electromekanik. Di dalam bahasa Inggris terdapat dua istilah yang berarti citra dalam bahasa Indonesia, yaitu “image” dan “imagery”, akan tetapi imagery dirasa lebih tepat penggunaannya (Sutanto, 1986). Agar dapat dimanfaatkan maka citra tersebut harus diinterprestasikan atau diterjemahkan/ ditafsirkan terlebih dahulu.
|
2. |
Wahana
Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. |
Pesawat terbang rendah sampai medium (Low to medium altitude aircraft), dengan ketinggian antara 1000 meter sampai 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra foto (foto udara). |
b. |
Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft) dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah foto udara dan Multispectral Scanner Data. |
c. |
Satelit, dengan ketinggian antara 400 km sampai 900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra satelit. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
 |
|
Study |
|
|
|
Today, there have been 35 visitors (92 hits) on this page! |